Abu Bakar. Kamu pasti sudah tidak asing lagi kan dengan sahabat Nabi yang satu ini? Ia adalah khalifah pertama setelah Nabishalallahu alaihi wa sallam wafat. Ia dikenal sebagai seorang sahabat Nabi yang paling dalam ilmunya.
Abu Said al-Khudri bercerita, Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabatnya dan mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yang ada di sisi-Nya, dan hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah”.
Mendengar hal itu, Abu Bakar kemudian menangis. Kami heran, mengapa ia menangis padahal Rasulullah hanya menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan. Akhirnya kami ketahui bahwa hamba itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri. Abu Bakar-lah yang paling mengerti dan berilmu di antara kami.
Kemudian Rasulullah melanjutkan khutbahnya, “Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Namun, cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya.”
Ya. Beliau adalah Abdullah bin Utsman at-Taimi yang lebih dikenal dengan kun-yahnya, Abu Bakar. Ummul mukminin Aisyahradhiallahu ‘anha menuturkan sifat fisik ayahnya, “Ia seorang yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar, tidak bisa bersaja’, dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai atau katam,” (Thabaqat Ibnu Sa’ad, 1: 188).
Adapun akhlaknya, ia adalah seorang yang terkenal dengan zuhud dan lemah lembut Ia pemberani dan sangat kuat pendiriannya, tetapi mampu berpikir tenang dalam keadaan genting sekalipun. Abu Bakar juga seorang penyabar yang memiliki tekad yang kuat.
Dalam pemahamannya, ia paling mengerti garis keturunan Arab. Juga termasuk orang yang bertawakal dengan janji-janji Allah, wara’dan jauh dari kerancuan pemikiran. Bahkan, sebelum ia masuk Islam, Abu Bakar tidak pernah melakukan perbuatan tercela.
Keutamaan Abu Bakar lainnya, ia merupakan orang yang Rasulullah percaya untuk menemaninya berhijrah ke Madinah. Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mempersilahkan Rasul untuk beristirahat sementara dirinya menjaganya seolah-olah tidak merasakan letih dan butuh untuk istirahat. Meskipun begitu, Abu Bakar juga merasakan cemas saat perjalanan hijrah ini.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Abu Bakar pernah mengatakan, “Ketika berada di dalam gua, aku berkata kepada Rasulullah,‘Sekiranya orang-orang musyrik ini melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat’. Rasulullah menjawab, ‘Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga (maksudnya Allah bersama dua orang tersebut)’. Rasulullah menenangkan hati Abu Bakar di saat-saat mereka dikepung oleh orang-orang musyrikin Mekah yang ingin menangkap mereka.
Kedekatan antara Rasulullah dan Abu Bakar sudah tidak dapat diragukan lagi. Dikisahkan dari Amr bin Ash, suatu hari Rasulullah pernah mengutusku dalam Perang Dzatu as-Salasil, saat itu aku menemui Rasulullah dan bertanya kepadanya, “Siapakah orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah”. Kemudian kutanyakan lagi, “Dari kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar)”.
Nah, itu tadi kisah mengenai Abu Bakar. Semoga bisa dijadikan teladan oleh kita semua dalam menjaga agama ini.
(Rafika)
No comments:
Post a Comment