Sebuah malam dimana banyak manusia mengharapkan
akan kedatangannya. Mereka
berbondong-bondong menyambut malam tersebut. Mereka beramai-ramai mempersiapkan
dari jauh hari demi menyambutnya. Ketika jarum jam tepat menunjukan ke angka
12, mereka secara kompak menyambutnya dan meraimaikannya dengan petasan-petasan
dan kembang api. Itulah fenomena yang terjadi di saat malan tahun baru. Jika
kita bertanaya kepada diri kita masing-masing, apa yang saja yang kita lakukan
di malam tersebut?
Wahai saudara-saudaraku seiman,
sadarkah kita, bahwa betapa banyak kaum muslimin di zaman ini terperdaya dengan
apa yang tidak pernah ditunjukan oleh Nabi-nya? dan betapa jauh diri kita ini
dari ajaran-ajaran yang bawanya? Sungguh sangat meruginya diri kita ini, karena malam yang dimipi-impikannya
justru adalah waktu yang mendekatkan dan semakin mendekatkan diri kita kepada
kematian. Dengannya akan putus seluruh amal sholeh dan akan hilang segala
kenikamtan di muka bumi ini.
Tahukah kita, Tahun baru yang
dirayakan oleh masyarakat ini adalah pergantian tahun masehi sangat erat
kaitannya terhadap agama nasrani. Dimana tahun tersebut ditetapkan di mulai
dari dilahirkannya Nabi Isa 'alaihisalam. Nanun, ternyata penatapan tahun ini diambil dari kalender
bangsa romawi yang jauh sudah ditetapkan sebelum masehi yang diyakini bahwa
bangsa romawi pun merayakan tahun tersebut dengan tujuan untuk memuja salah
satu dewa mereka. Maka dari sini saja sudah bisa kita katakan bahwa merayakan
tahun baru ini adalah termasuk tindakan menyerupai adat atau perayaan kaum
musyrikin, sebagimana sabda Nabi Muhammad yang artinya,
"Barang
siapa yang menyerupai suatu kaum, maka mereka termasuk golongannya."
(HR Abu Dawud).
walya'udzubillah,
semoga kita semua terlindungi dari perbuatan yang Allah murkai tersebut.
Allah memerintahkan syari'at-Nya
karena di dalamya terdapat banyak kebaikan, begitu pula dengan larangan-Nya,
pasti mengandung hal-hal buruk. Maka salah satu hikmah kita untuk tidak
melanggar dari hukum Allah agar kita terlindungi dari segala keburukan yang
ada. Dan diantara Keburukan yang timbulkan dari perayaan malam tahun baru
adalah bentuk kemubaziran, dimana orang-orang sangat antusias dalam
membelanjakan hartanya demi sekotak kembang api atau sebungkus petasan. Tidakah
kita ketahui bersama bahwa perbuatan mubazir tersebut adalah perbuatan yang
menunjukan akan kekerabtan dirinya dengan syaitan, sebagaimana yang tertera
dalam firman Allah ta'ala, yang artinya,
"Sesunggunya
mubazir (membuang sesuatu secara sia-sia), mereka adalah kawanan dari pada syaitan." (QS Al Isra : 26-27)
Kita tentu
tidak akan bersedia untuk dicap oleh Sang pencipta kita sebagai hamba yang
bersahabat dengan setan, musuh besar manusia, kita berlindung dari hal
demikian. Dan bentuk
keburukan yang lainnya adalah kita rela, ridho bahkan senang dalam merayakan
perayaan yang bukan termasuk dari perayaan kaum muslimin. Rasulullah telah
menyatakan bahwa hari raya kaum muslim hanya dua, Iedul Fitr dan Iedul Adha. Sehingga kita masih belum bisa secara
sempurna merealisasikan Firman Allah,
لَكُمْ
دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ(6)
“Untukmu agamamu,
dan untukkulah,
agamaku.” )QS Al
kafirun : 6)
karena kita masih mencampur adukan
kegiatan-kegiatan kita dengan kegiatan-kegiatan mereka yang telah menyukutukan
Allah. dan masih banyak hal lain yang memberikan pengaruh buruk bagi pelakunya.
Lantas apa yang perlu kita lakukan,
di saat manusia sedang berhura-hura dan bersenang-senang? Sebenarnya malam itu
sama sebagaimana malam-malam lainnya
yang tidak memliki kelebihan dan keutamaan. Maka seyogyanya yang perlu kita lakukan adalah
memperbanyak muasahabah(intropeksi) diri, karena betapa banyak dosa-dosa yang
kita pebuat selama ini. Lalu adakah amalan-amalan yang lebih ketimbang
waktu-waktu sebelumnya? Alangkah meruginya diri kita ini di hari-hari yang terus
berlalu namun tidak ada amalan yang membuatnya menjadikan lebih baik. Atau
kegiatan lain yang bisa lakukan dengan
membuat perencanaan baru untuk setahun mendatang atau lebih, dengan harapan
kita bisa mendekatkan cita-cita kita dan tercapai di hari mendatang nanti.
Oleh karena itu, mari kita sedikit
menengok kepada amalan-amalanyang kita perbuat, apakah perbuatan kita tersebut
sesuai dengan syariat islam atau bahkan sangat menyimpang darinya. Semoga yang
sedikit ini memberikan banyak manfaat dan senantiasa di bawah lindungan dan
hidayah-Nya.
Wallohu a'lam.
Penulis: Riza Islamy
No comments:
Post a Comment