Thursday, 9 January 2014

Sepenggal Kisah Dari Bumi Syam V (Catatan Relelawan Suriah)

Bagian V

Penjaga bersenjata laras panjang dan mobil patroli yang standby di depan gerbang kampus Al Azhar hari ini mengembalikan alam pikir ku pada mereka. Mereka yang hidup di bawah desing peluru dan dentuman bom, gemuruh suara pesawat tempur diantara ancaman mati. Kapan saja musuh dapat masuk dan memporak porandakan mereka, mendobrak pintu rumah, memecahkan kaca jendela, dan membunuhi semua yang bernyawa. Atau, mereka disapa oleh tembakan-tembakan tank musuh yang dilontarkan dari jarak delapan kilo meter dari balik bukit, siang malam, tanpa mengenal waktu, antara hidup dan mati.


Namun sore itu dia mengejutkan ku, seorang Bapak yang pernah merasakan indahnya penjara, indah karena itu adalah pengorbananya. Siksaan pun terasa indah, sepatu tentara yang menendang kepalanya, diseret dengan mata tertutup, "Mereka menutup mata saya, menyeret dan menendangi saya setelah saya sembunyikan putri kecil saya menyelam di bak mandi ditutupi baju kotor. Di situ, saya diseret ke situ dan dibawa oleh mobil mereka," ceritanya di depan rumah sambil menunjukan tempat kejadian.

Wilayah itu sekrang sudah dikuasai oleh Mujahidin, walaupun serangan udara terus dilancarkan oleh pihak tentara, tapi setidaknya Mujahidin lebih manusiawi, hanya menyerang pasukan bersenjata, tidak menyentuh rakyat sipil, walaupun sebagian dari mereka tidak senang dengan Mujahidin, tidak serta merta dibunuh macam kelakukan orang-orang syiah asal main bunuh gara-gara punya jenggot.

Yang mengejutkan saya adalah, si bapak tadi bilang, "Kami perlu banyak belajar dari kesabaran kalian orang-orang Indonesia. Kami banyak mengeluh karena peperangan tiga tahun belakangan ini, namun kalian bisa bersabar berperang semala 350 tahun, dan kalian menang!"

Serasa bangga memiliki leluhur para pejuang, berjuang melawan orang-orang kafir.

Bersambung..

No comments:

Post a Comment